Kenaikan harga bahan bakar khususnya solar, terutama bagi industri yang menggunakan panas ( burner) dalam proses produksi, sungguh sangat memukul. Membengkaknya biaya produksi seperti industri teh, makanan, pengeringan kayu, oven dan pengolahan hasil pertanian lainnya, membuat banyak tangki penampung solar menganggur kosong. Kini tangki bekas solar bisa dimodifikasi menjadi penghasil bahan bakar biogas, yang setelah pemurnian (purifikasi) menjadi biometan RNG ( Renewable Natural Gas).

Biometan RNG, adalah bahan bakar guna subtitusi sempurna atas solar maupun kayu bakar pada penggunaan menyalakan burner biogas, pengganti sempurna bensin premium untuk menjalankan generator listrik, maupun pengganti LPG menyalakan kompor dan burner. Energi biogas murni ( biometan RNG) tiap 1 m³ memiliki kesetaraan dengan 0.46 kg LPG = 0.62 liter minyak tanah = 0.80 liter bensin = 3.50 kg kayu bakar.

Biogas Burner adalah burner ( kompor ) berbahan bakar biogas dilengkapi dengan fleme detector sehigga aman dalam pengoperasiannya. Cocok diaplikasikan pada incenerator pembakar sampah (anorganik dan sampah medis rumah sakit), mesin boiler ( ketel) industri pengguna energi panas bentuk uap, pengering ( rotary dryer) pada pabrik pupuk, pengeringan biji hasil pertanian ( jagung, kacang, padi, teh, kayu, pembuatan arang aktif) serta sebagai tungku peleburan logam maupun industri keramik.

Burner [ Bahan Bakar Biogas] memiliki spesifikasi Tipe : Mono JPE 80/2, Bahan Bakar : Biogas, Kapasitas : 11.0-21.0 Kg/hr, Ukuran Nozzle : 3.00 - 6.50 Gallon/jam, Electromotor : 240 watt/220 v/1 phase/50 Hz/2800 Rpm, Control Unit : Honeywell TF 832 dgn sensor MZ-770 S, Gear Pump : Suntec AP-47C, Traffo : MCT ZA 20.100 E, Berat : 15 kg

Biogas burner  adalah sebuah alat untuk menghasilkan api untuk memanaskan produk menggunakan bahan bakar gas alam terbarukan ( renewable natural ags) atau methana (CH4). Beberapa burner mempunyai tempat masuknya udara untuk mencampur bahan bakar biogas untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna.

Sumber energi  kalor atau panas bisa diperoleh dari proses pembakaran.  Berbagai macam teknologi telah dikembangkan untuk menaikkan efisiensi proses pembakaran. Efisiensi yang tinggi akan menaikkan efisiensi total dari furnace dan jumlah panas yang ditransfer ke jadi semakin besar. Untuk itu, diperlukan furnace dengan burner yang berkualitas baik (*).