KONFIGURASI ALAT MESIN
Konfigurasi pengolahan sampah Waste to Energy (WTE) dengan skala 350 ton per hari ( 350 tpd) bagi mekanisme bersih (zero waste) didedikasikan bagi penyelesaian sampah suatu Depo Sampah, Stasiun Peralihan Antara SPA atau Intermediate Treatment Facility (ITF), Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) skala besar serta Tempat Pembuangan Sampah Ahir (TPA) Kota Kecil.
Pada kasus skala 350 ton sampah di Indonesia per hari, dengan mengacu pada pengalaman dan data hasil beberapa penelitian setelah dilakukan pemilahan semi manual ( kombinasi tenaga manusia dan Pemisah Logam (magnetic separator) dalam conveyor pemilah sampah (CPS), sampah kota dapat diklasifikasikan memiliki komposisi jenis organik 65 %, biomassa kering 20 %, plastik ( PE,PP, PS) 7.3 %, jenis plastik khusus PET 0,51 % serta 1,4 % ban dan 2,9 % karet (kabel, sol sepatu, dll) serta logam kaca.
Konfigurasi teknologi dalam Biophos_kkogas Skala Kota WTE 350 T
Conveyor pemilah, pemisah logam non Ferro (Eddy Current) dan pemisah logam (magnetic separator) memegang peranan penting bagi perolehan sampah per jenisnya sehingga menentukan pilihan teknologi konversi berikutnya
Mesin Penggiling dan Penghancuran Sampah (Schedder Machine), Pencacah Organik dan Pencacah Plastik (Chruser) menyiapkan aneka jenis sampah anorganik dan biomassa kering menghasilkan densitas dan kepadatan massa bagi pembangkitan energi panas gasifikasi, pirolisis dan biodigester.
Biodigeter adalah teknik pembangkitan biogas ( proses fermentasi basah) pada reaktor pencerna kedap udara dengan bantuan mikroba sebagai aktivator pembangkit methan, terbukti efektif mentuntaskan material mudah terurai (degradable) dan mudah membusuk (perishable).
Piroliser, alat bagi berjalannya teknik termo kimia pirolisis mengubah materi padat menjadi fasa gas melalui proses dekomposisi kimia bahan an-organik seperti plastik, karet ban, dengan pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Selanjutnya, sebagaian gas dikondensasi menjadi cair (minyak)
Komposter Mesin Kompos ditujukan untuk mengatasi masalah luas lahan yang terbatas ketika pengolahan sampah jenis organik menjadi pupuk kompos tidak memadai bagi metoda bedeng terbuka (open windrows). Sebagaimana diketahui, kebutuhan per ton pada metoda komposting bedeng dengan masa retensi 40 hari, akan sangat membutuhkan luas lahan tidak kurang dari 500 m2 per satuan ton bahan baku.
Mesin Pupuk Organik Granul (POG), keluaran material baru dengan skala terbesar adalah kompos yang dapat dimanpatkan dan disajikan dengan kebutuhan dan permintaan pasar pertanian, perkebunan melalui pilihan bentuk pupuk organik granul (POG) hasil proses granulasi maupun serbuk (powder).
ANALISA INPUT-OUTPUT
Merujuk data komposisi sampah di berbagai daerah Indonesia, perolehan dari hasil pemilahan pada conveyor dengan tenaga manusia dan magnetic separator dari 350 ton sampah akan diperoleh 227 ton organik, 70 ton biomassa kering (kayu, kertas, kain), 25,5 ton jenis plastik lain (PS, PP,PE) dan 15 ton jenis ban, karet serta sisanya jenis plastik PET, logam dan kaca. Perolehan hasil pemilahan, setelah dilalukan mesin pencacah organik dan mesin pencacah biomassa, karet dan plastik (schredder machine) adalah bahan baku bagi biodigester (wet process), pirolisis, komposter dan gasifier.
Asumsi2 yang digunakan:
1. Jumlah sampah masuk TPST 350 tpd
2. Organik 60%
3. AnOrganik 40%
Asumsi Perolehan:
1.Listrik dari Limbah Cair/ Lindi menjadi biogas BBG Genset
2. Plastik Non RDF menjadi minyak Bakar dengan Pirolisis
3. RDF ( Refuse-derived fuel)
4. Kompos dan Pupuk Organik Granul (POG)
Output harian dari proses teknologi tersebut berupa Kompos (Pupuk Organik Granul), Refuse-derived fuel (RDF), minyak bakar hasil pirolisis plastik ( BBM Sintetik) serta biogas - hasil fermentasi organik dalam biodigester (anaerobic digestion). Perolehan biogas adalah bahan bakar generator pembangkitan energi listrik penyedia daya bagi bekerjanya mesin stasionary seperti conveyor, mesin pencacah aneka material (crusher and schredder) dan semua mesin pengolah sampah. Demikian pula perolehan dari reaktor pirolisis berupa minyak bakar (heavy oil) bagi bekerjanya engine stasionary serta BBM Sintetik digunakan bahan bakar pencampuran pada generator pembangkit listrik.
Dari pengalaman panjang PT Cipta Visi Sinar Kencana di banyak pelanggan skala TPS dan TPST sejak tahun 2004 berikut hasil study literatur menunjukkan, konfigurasi Biophos_kkogas memberi jaminan pada neraca kecukupan energi (energy balance) berjalannya proses pengolahan sampah dengan output netto perolehan kompos, pupuk organik granul (POG) dan minyak bakar. Sementara Refuse-derived fuel (RDF) dihabiskan bagi pemanasan reaktor pirolisys dan, biogas dihabiskan untuk menghasilkan energi listrik maupun di tabungkan menjadi Bio CNG ( Compressed Natural Gas).
Mekanisme bersih (zero waste) pengolahan sampah kota dengan metoda Biophos_kkogas dengan output netto kompos akan sejalan dengan prinsip zero waste bagi berlangsungnya siklus nutrisi organik serta peraturan perundangan UU No 18/2008 beserta turunannya. Konfigurasi teknologi Biophos_kkogas di berbagai kondisi lokal dapat disusun dengan mempertimbangkan kelayakan sosial, ekonomi, teknik serta lingkungan melalui kegiatan studi kelayakan ( feasibility study) meliputi waste audit, perencanaan detail desain serta analisa ekonomi finansial (*)
Info lebih lanjut dapat dikunjungi Metoda Biophos_kkogas
TPST Pengolahan Sampah Skala Kota WTE 350 T
- Manufaktur Produk Biophos_KoGas
- Model Produk : WTE 350 T
- Ketersediaan : Pre-Order
-
Rp.100,000,000,000,-
Produk Terkait
Tag Produk : pengolahan sampah kota- pengolahan sampah skala kota, waste to energy-" sampah skala kota, biodigester, piroliser, komposter, gasifier"-"Pembangkit Listrik dari sampah kota"-"zero waste skala kota"-"