Keterbatasan sarana pasca panen padi menjadi beras telah menjadi penyebab utama petani padi terpaksa menjual hasil sawahnya berupa gabah kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG). Padahal konsumen memerlukan beras, bentuk gabah tidak diperjualbelikan di pasar. Kondisi demikian memaksa petani menjualnya melalui perantara (tengkulak). Mengubah kualitas gabah jadi beras, mendekatkan ke konsumen, mengkonsolidasi jumlah agar mencapai skala ekonomis dilakukan para perantara dengan biaya besar, membuat harga gabah di tingkat petani tertekan.
Berbagai pihak yang berkeinginan mengatasi masalah tersebut, sejatinya melakukan ikhtiar agar rumah tangga/ keluarga dan konsumen pada umumnya membeli bentuk gabah, bukan beras, terlebih jika langsung ke petani. Kemudian mengolahnya, dengan alat mesin portabel, menjadi beras di masing-masing rumah/tempat usaha penjualan beras. Dengan konsumen membeli gabah petani, pasar akan berlangsung dengan persaingan terbuka. Petani tidak lagi bergantung ke tengkulak, perantara dagang, supplier dan mitra Dolog/Bulog. Demikian juga, sebaliknya, jika petani menjual bentuk beras, nilai tambah dari konversi gabah GKG ke beras akan beralih menjadi milik petani produsen.
Harga akan berlangsung sesuai mekanisme pasar, tidak lagi dalam kondisi penjual banyak dengan pembeli sedikit ( monopsoni). Caranya? Buat sebanyak mungkin konsumen dan petani memiliki alat portabel, berfungsi sebagai pengupas kulit ( husker) atau, penggiling padi (manual), APP 15 L. Kehadiran alat penggiling manual, tanpa bahan bakar minyak (BBM), akan menguatkan posisi tawar petani tanpa merugikan konsumen. Demikian pula sebaliknya, bagi konsumen, menurunkan biaya rumah tangga membeli beras tanpa merugikan petani.
Terbuat dari kontruksi besi ( 55 x 25x 30 ) cm dengan 2 buah roll karet dan sprocket pada rasio tertentu, APP 15 L berkemampuan menggiling gabah kering (GKG) 15 liter per jam. Pada pengolahan 2 kali penggilingan, hasil beras masih memiliki kulit ari (katul), derajat sosoh rendah mengandung komposisi serat tinggi, dengan beras pecah rendah (broken 2-5 %), kualitas setara beras kepala. Alat, dengan pesanan khusus, dapat dikopel dengan penggerak sepeda maupun motor listrik. Alat mesin memiliki masa ekonomis diatas 10 tahun, garansi 1 tahun.
Cocok digunakan komunitas/rumah tangga, warung makan, koperasi karyawan, toko penjual beras, restoran, kuliner maupun institusi pertanian dan peraga pendidikan sekolah. Secara khusus, alat penggiling padi APL 15 L ini terutama ditujukan bagi segmen masyarakat pengguna beras yang mengutamakan kesehatan, para penderita diabetasi (diabetes melitus), konsumsi beras bagi kesehatan anak dan bayi serta merupakan kelengkapan peralatan pasca panen pemilik sawah portabel, sawah di skala kecil dan pemilik pertanian di perkotaan (urban farming). Gabah yang dihasilkan sawah portabel, dalam pot/ polibeg, dapat diproduksi sejak budidaya hingga siap dihidangkan.
MENURUNKAN BIAYA RUMAH TANGGA BELI BERAS
Jika anda sebagai konsumen beras membeli gabah dari petani sesuai HPP, misal saat ini Perpres No 5/'2015 ( 14 April ) Rp 4.600/ kg maka, dengan rendemen minimal 65 % ( atau beli 2 kg digiling di rumah akan jadi 1.3 kg beras), seolah anda membeli beras Rp 9.200 untuk 1,3 kg atau, Rp 7.076/ kg beras sementara di pasar saat sama Rp 12.000/ kg. Kalau rendemen gabah lebih besar, biaya anda beli beras akan lebih murah lagi. Tapi ya itu tadi, anda harus menggiling sendiri dengan penggiling padi manual..........menggunakan energi nasi.
Manfaat punya alat penggiling beras (manual), disamping biaya beras lebih murah, adalah :
1, bisa simpan stock dalam bentuk gabah (GKG) hingga 2 tahun tanpa tempat mahal, jauh lebih tahan ketimbang menyimpan bentuk beras ( dalam alat penyimpan harga mahal sering berkutu)
2. kandungan nutrisi tinggi dengan mengatur derajat sosoh (jangan menggiling terlalu bersih, hingga kulit ari habis, biarkan kulit ari sumber vitamin terkonsumsi). Beras dengan katul melekat, memang tidak putih bersih namun sangat baik bagi kesehatan
3. nasi lebih enak dari beras dadakan (fresh), anda cukup menggiling sesuai kebutuhan masak nasi harian
4. menaikan solidaritas dengan saudara (petani), gabah akan ramai diperjualbelikan di pasar,
5. bisa juga buat memulai usaha kecil (keluarga), beras kemasan, dengan merk anda sendiri,
MEMUDAHKAN PEMASARAN DAN MENAIKAN PENDAPATAN PETANI
Jika anda petani padi menjual bentuk GKG, pada HPP Bulog Rp 4.600/ kg, padahal dengan rendemen beras 65 %, dari tiap kg gabah akan didapat 0.65 kg beras. Perolehan 0.65 kg beras bisa dijual 65/100 x harga pasar Rp 12.000= Rp 7.800. Margin selisih harga setelah konversi gabah ke beras, Rp 3.200/ kg dapat anda nikmati ketika bersedia mengolahnya di rumah2. Manfaat lain bagi petani, (1). dapat menyimpan gabah sebagai persediaan, tanpa takut harga jatuh, (2). mengkonsumsi gabah/ beras hanya saat perlu atau, (3). menjual beras saat harga di pasar bagus, (4). ada perolehan lain dari menir dan dedak.
Dengan alat penggiling padi manual APP 15 L kedua pihak petani dan konsumen tidak saling merugikan, harga akan terselenggara dengan adil, dan......hmmmm, kalau petani pemilik gabah perlu uang buat produksi musim tanam (MT) berikut, bisa gadaikan gabah dengan resi gudang ke Bank (*)
Penggiling Padi Manual APP 15 L
- Model Produk : Manual
- Ketersediaan : 5
-
Rp.6,950,000,-
Produk Terkait
Tag Produk : penggiling padi, produksi beras rumah, padi sawah portabel, alat penggiling padi sederhana, sawah portabel, urban farming