Guna mencapai kualitas silase ransum komplit yang baik ditawarkan rotary fermentor Silo ( RFS) 1700 L dengan spesifikasi dimensi ( tinggi= 180 cm, lebar= 165 cm dan panjang= 230 cm) tabung media fermentasi terbuat dari bahan fiberglass bahan resin PL 07 LPE, jenis mat Wr 400 ( mat anyam) dan mat Jushi -Kwe 300 ( acak) 300 x 104, catalyst butanox, mirror glase, pigmen HCA dolphin green serta aerosil HDK ini memiliki ketebalan dinding 3 - 5 mm, dilengkapi dengan pengaduk terbuat dari besi behel 12' ' . Rangka dibuat dari besi UNP, reducer, seal pintu dari kebocoran berdaya tahan masa ekonomis diatas 5 tahun.
Pembuatan silase adalah usaha untuk mencapai keadaan hampa udara dan suasana asam di tempat penyimpanan berputar atau Rotary Fermentor Silo ( RFS) Silase. Dalam keadaan hampa udara dan suasana asam, dengan bantuan aktivator silase Green Phoskko (GP-4), bakteri pembusuk dan jamur akan mati sehingga hijauan akan tahan lama di dalamnya. Keadaan hampa udara dapat dilaksanakan dengan menyimpan hijauan di dalam tempat yang tertutup rapat dan dengan penimbunan hijauan yang dipadatkan.
Silase pakan ternak umum dibuat dari jagung cantel atau sorgum atau dari tanaman rerumputan (dari suku Gramineae) termasuk juga jagung dan serealia lainnya. Dengan memanfaatkan seluruh bagian tanaman, tidak hanya biji-bijiannya. Silase juga bisa dibuat dari hijauan pelepah kelapa sawit singkong, padi, rami, dan bahkan hijauan sayur dari limbah pasar.
Suasana asam ( pH= 3-4) dapat dilakukan dengan memberikan bahan-bahan pengawet baik langsung maupun tidak langsung dengan menambahkan bahan kimia seperti asam formiat ( 4 % dari hijauan segar), sedangkan bahan pengawet yang tidak langsung dengan menambahkan bahan-bahan yang banyak mengandung karbohidrat seperti dedak ( 4-5% dari hijauan segar), tetes ( 3 -4 % dari hijauan segar) , menir ( 3, 5 % dari hijauan segar) dan onggok ( 3 % dari hijauan segar).
Penambahan 4-6kg asam organik (asam formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat), 40 kg molases/tetes tebu, 30 kg garam, 40 kg dedak padi, 35 kg menir dan 30 kg onggok bagi tiap 1 ton dapat dilakukan pada hari ke-3 atau ke-4. Dengan pengkayaan tersebut, fermentasi ransum komplit dalam rotary fermentor silo (RFS 1700 L) akan menghasilkan kualitas terbaiknya.
Proses fermentasi silase terdiri atas 5 tahap dimana pengawetan hijauan berdasarkan pada proses fermentasi asam laktat yang terjadi secara alami dalam kondisi anaerobik. Selama berlangsungnya proses ensilasi, beberapa bakteri mampu memecah selulosa dan hemiselulosa menjadi berbagai macam gula sederhana. Sedangkan bakteri lain memecah gula sederhana tersebut menjadi produk akhir yang lebih kecil (asam asetat, laktat dan butirat).
Produk akhir yang paling diharapkan dari proses ensilasi adalah asam asetat dan asam laktat. Produksi asam selama berlangsungnya proses fermentasi akan menurunkan pH pada material hijauan sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
Manfaat silase adalah sebagai berikut:
- Selama fermentasi, bakteri yang berperan di dalamnya bekerja pada kandungan selulosa dan karbohidrat pada pakan untuk menghasilkan asam lemak volatil seperti asam asetat, propionat, laktat, dan butirat. Keberadaan asam lemak menurunkan pH sehingga menciptakan lingkungan di mana bakteri perusak tidak bisa hidup. Sehingga asam lemak volatil berperan sebagai pengawet alami. Pengawetan ini merupakan hal yang penting dilakukan ketika pakan hijauan tidak tersedia di musim dingin.
- Ketika melalui proses fermentasi, selulosa dari hijauan pecah sehingga ketika dimakan oleh hewan ternak, jalur pencernaan pada perut ruminansia menjadi lebih singkat sehingga mempercepat penyerapan nutrisi.
- Beberapa organisme pelaku fermentasi memproduksi vitamin, seperti lactobacillus yang menghasilkan asam folat dan vitamin B12.
- Silase dapat ditambah dengan berbagai bahan seperti bekatul selama proses pembuatannya, untuk menambah nutrisi dan memperbaiki karakteristik fisik dan kimiawi silase.
- Fermentasi menghasilkan panas, karena energi kimia dari pakan hijauan digunakan oleh bakteri untuk melakukan fermentasi. Sehingga kandungan energi silase umumnya lebih rendah daripada hijauan. Namun kekurangan ini dapat diabaikan mengingat begitu banyaknya manfaat silase. Selain itu, dengan pecahnya selulosa, energi yang digunakan hewan ruminansia untuk mencerna silase menjadi lebih sedikit.
Sederhana dan mudah dalam pengaplikasiannya, tinggal siapkan material sebanyak 3 m³ atau setara dengan berat 1 ton. Material harus dibuat ukuran kecil-kecil ( sekitar 10-15 mm) dengan cara dirajang atau di chopper. Material yang baik dikondisikan pada kadar air 60-70 %, kemudian diberi activator fermentasi GP-4 ® (activator ini merupakan activator bakteri multi-strain yang efektif dalam proses fermentasi silase).
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pembuatan pakan, campurkan larutan activator kemudian proses pengadukan dilakukan dengan memutar rotary RFS 1700 L selama 15 menit sampai bahan pakan benar-benar homogen.
Proses fermentasi selama maksimal 5 hari, indikasi terjadi reaksi fermentasi adalah saat suhu meningkat sampai 70 derajat celcius, untuk menambah pengkayaan nutrisi-aplikasi tepung ikan ataupun NPK dapat dilakukan pada hari ke-3 atau ke-4. Pada hari kelima hasil produk silase dapat dipindahkan kedalam tong penyimpanan maupun plastik tebal untuk tujuan pengawetan, pengiriman jarak jauh maupun persediaan pakan sepanjang tahun (*).
Rotary Silase Fermentor RFS 1700 L
- Manufaktur Produk Biophosko
- Model Produk : RFS
- Ketersediaan : 1
-
Rp.27,950,000,-
Produk Terkait
Tag Produk : Pakan awetan- silase pakan ternak- limbah pertanian- pakan ternak- hijauan pakan ternak- mesin silase- mesin pakan ternak